Senin, 26 Desember 2011

Met Taylor swift


Sesampainya di rumah, aku langsung menuju ke kamarku. Aku lihat, disana banyak koper-koper. Aku bertanya pada ibu ku “kenapa banyak koper di kamarku? Koper siapa bu?”, “katanya teman-temanmu, mereka turis”. Aku bingung dan “namanya siapa?”, “salahsatunya Kevin”. Aku tambah bingung dibuatnya.
Lalu aku buka emailku. Dan ternyata aku memang chatting-an dengan Kevin:
Saya : “hey kev, kamu mau pergi ke Indonesia?”
Kevin : “tentu, tapi pikir-pikir dulu”
Saya : “kita bisa tukar tempat”
Kevin : “maksudnya?”
Saya : “jadi, ketika kamu ke Negaraku, kamu bisa tinggal di rumahku. Tetapi, ketika aku ke
Negaramu, Aku bisa tinggal di rumahmu. Gimana?”
Kevin : “ok”
Saya : “ok, kapan?”
Kevin : “aku kesana bersama dua temanku. Aku akan kesana musim liburan ini”
Saya : “ok”
Aku kira dia Cuma bercanda tapi koq beneran sih. Mati aku. Aku Tanya ibu ku “dia dimana?”, “pergi jalan-jalan”, “sendiri?,dia kan nggak tahu daerah sini!”, “mau kemana?”, “nyusul”.
Aku pergi dan Alhamdulillah ketemu. Dan kami berkenalan satu-satu. dan ternyata mereka adalah penggemar Taylor Swift juga sama seperti aku. karena Tay akan manggung di kota.
Mereka juga sudah beli tiket 5 karena yang dua untuk aku dan satu temanku. I thank them. Dan aku mengajak temanku, Katya. Dan kami berjalan-jalan keliling kota. We were having fun.
Dan akhirnya, waktu yang kami tunggu-tunggu tiba. Kami duduk di kursi VVIP dan diperbolehkan ke balik panggung. Senangnya hatiku . Dan kami tiba disana tiga jam sebelum acara dimulai. Kami bertemu Tay and the agency disana. I’m dreaming. Kami berbincang-bincang dengan Tay disana. Aku sibuk bicara dengan Tay. Tawa, canda, menghiasi hariku. Dan kasihan Katya, dia hanya berbincang dengan Paul tentang Grant. Acara hampir mulai. Kami diajak ke panggung untuk melihat kondisi panggung, melihat mereka latihan, dan kami diajak menari. Konyol.
Dan show dimulai.
Kami duduk di kursi terdepan. Made me fly. Dan aku dipanggil untuk maju kedepan. Aku dan Tay menyanyi bersama. Aku diberi bunga oleh Amos. Aku harap Grant .
Pulang dari konser, kami jalan-jalan. menikmati indahnya kota di malam hari.




Dear diary,
Just one word for this night : AMAZING.

Selasa, 20 Desember 2011

PROM?


Aku berjalan di sebuah jalanan yang sepi dan sendiri. Aku berharap ada teman di sampingku tapi tidak ada. Pada malam itu, aku sehabis pulang dari rumah temanku. Aku membayangkan : aku sedang berjalan di sebuah jalanan kampung tua di London sana. Dalam keadaan sunyi senyap sendiri. Banyak lampu jalanan yang terang. Melihat seorang lelaki dengan jacket di sampirkan di bahunya, dengan tangan satunya yang dimasukkan ke dalam saku celananya –OMG, dia cool bgt-.
Okay, kita lanjutin.
Sesampainya aku di asrama, aku langsung masuk ke kamar tidurku. Dan aku langsung berbaring di my bed yang empuk tersebut.
Keesokannya, ketika aku bangun tidur. Aku menemukan sebuah undangan pesta dansa-PROM- di depan kamar asramaku-karena memang semua anak mendapatkanny-. Hati langsung berdetak kencang dengan bayangan tidak-tidak di dalam benakku. Bagaimana jika tidak ada yang mengajakku ke PROM, bagaimana jika hanya aku yang tidak mempunyai teman kencan di prom, bagaimana jika melakukan hal yang memalukan di prom, bagaimana jika …… . Dan itu selalu membayangiku sampai masuk ke kelas.
Sebenarnya aku sudah bersyukur Karena sudah mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di salah satu sekolah terkenal di America. Aku hanya tidak bisa membayangkan jika diriku pergi ke prom hanya dengan jasad dan jiwaku saja tanpa teman kencan ?
Sebenarnya, ada a boy yang aku lirik waktu itu. Namanya Jeremy. Ya.. walaupun dia sering melirik ke arahku, tapi tak mungkin rasanya dia bisa menyukaiku.
Oh My God, dua hari lagi tiba saat nya untuk prom dan selama ini juga belum ada yang mengajakku. Dimana-mana aku melihat orang-orang menyatakan cinta dengan mengajakknya ke prom-di kantin, di lapangan, di kelas, bahkan di ruangan BK-. Dan hal yang aku nanti-nantikan akhirnya tiba. Sehari sebelum hari H, ada yang mengirimi ku sebuah bunga mawar putih di depan kamar. Aku ambil dan aku bacanya kertas yang diselipkan di bunga tersebut- dan tulisannya “za, PROM?”-. dan aku melihat keluar. Dan di depan pintu kamarku aku melihat kertas dengan tulisan “za, Prom?” lagi dan kali ini ada sign yang sepertinya aku harus mengikuti sign tersebut. Aku ikuti sign itu dan akhirnya berhenti di sebuah ruangan gelap. Disana hanya ada dua bangku dengan lilin yang menyala dan bunga mawar putih dengan tulisan “za,, Prom?” lagi di atas meja.
Aku duduk di bangku tersebut. Dan tiba-tiba di dinding muncul tulisan “za, Prom?” lagi. And you know what?. Ternyata Jeremy lah yang membuat semua itu. Dia muncul dan mengatakan “Za, you wanna go to prom with me?” and I say “yes, of course”. Dan pada saat hari H, Aku sudah tidak membayangkan hal-hal yang dulu. Dan aku sangat bangga akan diriku. Dan aku berjanji, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.