Selasa, 20 Desember 2011

PROM?


Aku berjalan di sebuah jalanan yang sepi dan sendiri. Aku berharap ada teman di sampingku tapi tidak ada. Pada malam itu, aku sehabis pulang dari rumah temanku. Aku membayangkan : aku sedang berjalan di sebuah jalanan kampung tua di London sana. Dalam keadaan sunyi senyap sendiri. Banyak lampu jalanan yang terang. Melihat seorang lelaki dengan jacket di sampirkan di bahunya, dengan tangan satunya yang dimasukkan ke dalam saku celananya –OMG, dia cool bgt-.
Okay, kita lanjutin.
Sesampainya aku di asrama, aku langsung masuk ke kamar tidurku. Dan aku langsung berbaring di my bed yang empuk tersebut.
Keesokannya, ketika aku bangun tidur. Aku menemukan sebuah undangan pesta dansa-PROM- di depan kamar asramaku-karena memang semua anak mendapatkanny-. Hati langsung berdetak kencang dengan bayangan tidak-tidak di dalam benakku. Bagaimana jika tidak ada yang mengajakku ke PROM, bagaimana jika hanya aku yang tidak mempunyai teman kencan di prom, bagaimana jika melakukan hal yang memalukan di prom, bagaimana jika …… . Dan itu selalu membayangiku sampai masuk ke kelas.
Sebenarnya aku sudah bersyukur Karena sudah mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di salah satu sekolah terkenal di America. Aku hanya tidak bisa membayangkan jika diriku pergi ke prom hanya dengan jasad dan jiwaku saja tanpa teman kencan ?
Sebenarnya, ada a boy yang aku lirik waktu itu. Namanya Jeremy. Ya.. walaupun dia sering melirik ke arahku, tapi tak mungkin rasanya dia bisa menyukaiku.
Oh My God, dua hari lagi tiba saat nya untuk prom dan selama ini juga belum ada yang mengajakku. Dimana-mana aku melihat orang-orang menyatakan cinta dengan mengajakknya ke prom-di kantin, di lapangan, di kelas, bahkan di ruangan BK-. Dan hal yang aku nanti-nantikan akhirnya tiba. Sehari sebelum hari H, ada yang mengirimi ku sebuah bunga mawar putih di depan kamar. Aku ambil dan aku bacanya kertas yang diselipkan di bunga tersebut- dan tulisannya “za, PROM?”-. dan aku melihat keluar. Dan di depan pintu kamarku aku melihat kertas dengan tulisan “za, Prom?” lagi dan kali ini ada sign yang sepertinya aku harus mengikuti sign tersebut. Aku ikuti sign itu dan akhirnya berhenti di sebuah ruangan gelap. Disana hanya ada dua bangku dengan lilin yang menyala dan bunga mawar putih dengan tulisan “za,, Prom?” lagi di atas meja.
Aku duduk di bangku tersebut. Dan tiba-tiba di dinding muncul tulisan “za, Prom?” lagi. And you know what?. Ternyata Jeremy lah yang membuat semua itu. Dia muncul dan mengatakan “Za, you wanna go to prom with me?” and I say “yes, of course”. Dan pada saat hari H, Aku sudah tidak membayangkan hal-hal yang dulu. Dan aku sangat bangga akan diriku. Dan aku berjanji, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar